Tao Te Ching merupakan kitab suci di
dalam agama Tao, terpandang kitab suci tertipis di antara seluruh kitab
suci berbagai agama di dunia. Terdiri atas 81 buah sajak-sajak singkat,
disertai prosa-prosa singkat.
Terdiri dari 25 halaman yang kemudian diberi komentar oleh pelbagai ahli filsafat sehingga menjadi kitab yang sangat tebal.
Sekalipun Tao Te Ching itu tipis tetapi isinya mencakup hamper keseluruhan aspek kehidupan. Sekalipun kata yang digunakan sederhana akan tetapi kandungan maknanya berisikan banyak paradoks. Kitab tipi situ betul-betul merupakan tantangan bagi siapapun untuk memahamkan pengertiannya yang lebih dalam.
Terdiri dari 25 halaman yang kemudian diberi komentar oleh pelbagai ahli filsafat sehingga menjadi kitab yang sangat tebal.
Sekalipun Tao Te Ching itu tipis tetapi isinya mencakup hamper keseluruhan aspek kehidupan. Sekalipun kata yang digunakan sederhana akan tetapi kandungan maknanya berisikan banyak paradoks. Kitab tipi situ betul-betul merupakan tantangan bagi siapapun untuk memahamkan pengertiannya yang lebih dalam.
Kitab ini ditulis oleh Lao Tse pada abad
6 SM. Sangat sulit bagi orang awam untuk memahami kitab tersebut karena
sangat puitis dan disampaikan secara lugas.
Isi terpenting dari Tao Te Ching yaitu ajaran tentang Wu-wei. Wu-wei merupakan perintah termasyhur bagi penganut Taoisme yang dijadikan pedoman-pedoman dan etika dalam memelihara kehidupan seseorang dan memberikan contoh “jalan” untuk menjadi orang yang bijaksana.
Wu-wei adalah hidup yang dijalani tanpa ketegangan. Hal itu merupakan perwujudan yang murni dari kelemah-lembutan, kesederhanaan, dan kebebasan.
Isi terpenting dari Tao Te Ching yaitu ajaran tentang Wu-wei. Wu-wei merupakan perintah termasyhur bagi penganut Taoisme yang dijadikan pedoman-pedoman dan etika dalam memelihara kehidupan seseorang dan memberikan contoh “jalan” untuk menjadi orang yang bijaksana.
Wu-wei adalah hidup yang dijalani tanpa ketegangan. Hal itu merupakan perwujudan yang murni dari kelemah-lembutan, kesederhanaan, dan kebebasan.
Kitab tersebut menyimpan suatu
pengertian yang ajaib (misterius) yaitu yang tersirat dalam kata “TAO”.
Kata ini menyulitkan banyak sarjana untuk mengartikannya. Ajaran Taoisme cenderung membawa tradisi Tiongkok kono ke dalam bentuk keagamaan dan filsafat.
Dengan demikian Lao Tse menjadikan Taoisma menjadi faham yang dapat mengimbangi paham Kungfusianisme yang terkenal sebagai paham kuno dan yang berusaha mempertahankan tradisi Tiongkok dalam bnentuk baru, tapi berada pada jalan yang sama dengan yang dilalui Taoisme.
Kata ini menyulitkan banyak sarjana untuk mengartikannya. Ajaran Taoisme cenderung membawa tradisi Tiongkok kono ke dalam bentuk keagamaan dan filsafat.
Dengan demikian Lao Tse menjadikan Taoisma menjadi faham yang dapat mengimbangi paham Kungfusianisme yang terkenal sebagai paham kuno dan yang berusaha mempertahankan tradisi Tiongkok dalam bnentuk baru, tapi berada pada jalan yang sama dengan yang dilalui Taoisme.
Di samping kitab Tao Te Ching terdapat
kitab-kitab lain yang dianggap oleh para ahli sebagai karya kedua
terbesar dari filsafat Taoisme, yaitu kitab Chuang-Tzu yang berisi
tentang pemikiran guru Zhuang dan murid-muridnya dan kitab Leizi yang
berisi kumpulan-kumpulan cerita dan hiburan dalam filsafat.